KIDUNG KEESAAN 59. TUHAN ALLAH HADIR
do = g 2/4, 3/4 MM + 60
1. Tuhan Allah hadir pada saat ini.
Hai sembah sujud di sini.
Diam dengan hormat, tubuh serta jiwa,
tunduklah menghadap Dia.
Marilah, umat-Nya,
hatimu serahkan dalam kerendahan.
2. Tuhan Allah hadir, Yang dimuliakan
dalam surga siang-malam.
“Suci, suci, suci” untuk selamanya
dinyanyikan malak surga.
Ya Allah, t’rimalah
pujian jemaat beserta malaikat.
3. Kami menanggalkan hasrat sia-sia,
keinginan manusia;
jiwa-raga kami, hidup seluruhnya,
Tuhan, Kaulah yang empunya.
Dikaulah, Yang Esa,
patut dimuliakan oleh s’luruh alam.
4. Raja yang mulia, biarlah hamba-Mu
mengagungkan-Mu selalu,
hingga aku ini sungguh beribadat
sama seperti malaikat,
dan benar mendengar
firman-Mu, ya Tuhan, agar kulakukan!
5. ‘Kau bagai udara sumber kehidupan
dan tempat gerak semua.
Laut tak terhingga, buatlah diriku
layak menyelami Dikau:
‘Kau penuh dalamku,
aku di dalam-Mu: ‘Kau kerinduanku!
6. Surya Mahasuci, biarlah cah’ya-Mu
hangat menyentuh wajahku.
Bagai kuntum bunga, bila disinari,
memekar ke matahari,
‘ku telah berserah:
biar ‘Kau berkarya dalam segalanya.
7. Jadikanlah aku hamba bersahaja
dalam damai dan sejaht’ra.
Sucikanlah aku, agar ‘Kau kupandang
dalam roh dan kebenaran.
Arahku pada-Mu:
wajah-Mu kucari kini dan abadi.
Syair: Gott ist gegenwärtig, Gerhard Tersteegen, 1729, terj. Yamuger, 1983 (revisi, 2016)
Lagu: Bremen/Joachim Neander-Neumann, 1680